[Autumn: Lady of the Night] Chapter 3

Lady of the Night.png

Autumn: ℒady f the Night

by: Andelle/Han

 

Main cast:

EXO’s Oh Sehun, OC’s Alexa Kim and Kris Wu

Additional Cast:

EXO’s Byun Baekhyun and Kim Jongin

OC’s Jung Yunhee, Lee Hyena and Choi Hana

 

A Thriller, Suspense, Tragedy, Romance, and Psycho story

PG-17 rated  ¶  Chaptered length

 

Credit Poster: Hyunleea@ Indo Fanfiction Arts

 

DISCLAIMER

We just own the plot and the original character. This is Andelluhan & Byunhunnie second fanfict collab in our Season Fanfict Project―Every season has their own story. Previous series has been done for you [Summer: Mirage], you can find that on HERE.Now we come with a new story on new season; Autumn. So, enjoy the Autumn! And there’s no element of plagiarism in this story. Copy this story without any credit and/or our own permission is prohibited.

COPYRIGHT©2016 ANDELLUHAN & BYUNHUNNIE ALL RIGHT RESERVED

HAPPY READING

◊◊◊◊◊◊

 

 

 

#Teaser 1 || #Teaser 2 || #Chapter 1 || #Chapter 2 || [NOW] #Chapter 3

#3: Let’s start the game. Are you ready?

 

“Aku sudah mengirimkan paketnya,” kata seorang wanita bersurai hitam pada Kris yang tengah menerawang ke arah jendela ruang kerjanya yang luas sambil menyandarkan punggungnya pada kursi dan menopang kaki kanan dengan kaki kirinya.

Dari tempatnya sekarang, Kris benar-benar bisa mengamati setiap lekuk jalanan dengan segala keramaiannya di sekitar gedung kantor ini. Kris bergeming sebentar sambil tetap menatap jalanan, lalu memutar kursi kerjanya menghadap wanita itu dengan lagak om-om direktur. Setelah melihat wajah wanita di depannya yang sedikit menunduk, Kris menegakkan badannya sambil tersenyum miring.

“Baiklah. Terima kasih, Choi Hana. Kau boleh pergi sekarang,” jawab Kris akhirnya sambil mengaitkan kedua telapak tangan di depan wajahnya. Sikunya menempel pada kaca meja yang memantulkan bayangan Kris dan wanita yang berdiri di hadapannya kini.

Wanita yang kita ketahui bernama Choi Hana itu lalu membungkukkan badannya, memberi hormat kepada Kris. Menandakan bahwa posisi Kris sangat tinggi dan terpandang―yah, semua orang tahu akan hal itu. Baru saja Hana akan membalikkan tubuhnya, Kris langsung menahannya dengan kata-kata yang tajam dan dingin, improvisasinya tegas.

“Jangan lupa dengan rencana besok, Hana. Aku ingin semuanya sempurna. Bicarakan ini pada Hyena dan si lelaki Kim itu juga. Yang aku tahu, semua rencana harus berjalan baik tanpa celah sedikitpun dan kalian tahu apa kosekuensinya jika kita―ah, bukan, maksudku, jika kalian gagal.”

Hana mengangguk dengan seringaian di wajahnya lalu segera beranjak dari ruangan Kris.

“Tunggu sebentar lagi, penderitaanmu akan segera datang―” kata Kris setelah punggung Hana hilang di balik pintu ruangan kerja Kris. Lelaki itu menoleh pada sebuah frame foto yang ada di sisi kanan meja kerjanya dengan pandangan mata tajam bak elang sambil tersenyum menyeringai.

“―Oh Sehun.”

 

-[Autumn: Lady of The Night]-

WHEN LOVE PRESENT BY BLOOD

 

Tak perlu menunggu hingga sedetik lamanya, Sehun segera berlari keluar setelah membaca misterious massage itu. Ia sadar kotak yang diberikan untuknya itu sama dengan yang diberikan untuk Alexa. Sehun yakin yang dimaksud dengan ‘gadismu’ yang disebutkan si penelepon misterius itu tadi adalah Alexa.

Dengan terburu-buru, ia menekan password apartemen Alexa dan masuk ke dalamnya. Rasa panik mulai melanda Sehun ketika ia mendapati apartemen itu dalam keadaan kosong dengan TV yang masih menyala. Mangkuk bekas ramyeon Sehun dengan gelas beserta nampannya pun masih ada di atas meja.

Tanpa diberi aba-aba, tubuh Sehun bergerak untuk menelusuri setiap ruangan untuk mencari keberadaan Alexa. Namun nihil. Alexa tidak dapat ditemukan. Bahkan di kamar gadis itu sendiri.

Sehun duduk di atas kasur kamar Alexa. Ekspresi khawatir tergambar jelas di wajah yang biasanya sarat akan kedinginan hatinya. Sekarang, ia benar-benar khawatir dengan keadaan Alexa. Alexa meninggalkan ponselnya. Kotak yang dikirimkan si misterius sialan untuk Alexa juga sudah kosong. Bagaimana jika isi kotak itu berbahaya? Bagaimana jika Alexa diculik?

Sehun mengusap wajahnya pelan. Ia bingung. Frustasi. Apa yang harus ia lakukan saat ini?

Sehun bangkit dari duduknya ketika mendengar suara pintu apartemen terbuka. Sedetik kemudian, ia segera berlari menuju pintu apartemen. Sehun menghela napas lega ketika netranya menemukan sosok Alexa yang tengah menenteng sebuah kantong plastik putih dengan ukuran sedang.

“Ada apa Sehun? Apa barangmu ada yang tertinggal?” tanya Alexa.

Gadis itu heran kenapa Sehun bisa ada di apartemennya saat ini. Sehun juga segera menghampirinya dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan begitu ia sampai. Lalu ketika pandangan mereka bertemu, Sehun tersenyum lega. Alexa berpikiran seperti itu tentu saja karena ia tidak tahu tentang apa yang terjadi.

Yah, satu hal yang Alexa lupakan. Sehun ‘kan memang tipikal manusia yang aneh. Tapi, ini tidak seperti yang biasanya. Sikap aneh yang berbeda dari hari-hari sebelumnya.

Alexa membulatkan matanya ketika tubuh Sehun tiba-tiba mendekapnya dengan erat. Saking kagetnya, Alexa bahkan menjatuhkan kantung belanjaannya yang berisi berbagai macam keperluan harian. Kini, lengan besar Sehun melingkar di leher gadis itu dan terasa sangat hangat hingga Alexa bisa meledak dibuatnya.

Omo, apa kau sangat merindukanku sampai-sampai kau memelukku?” ucap Alexa sambil tertawa pelan untuk menyembunyikan kegugupannya.

Ne, bogoshipeo,”

Alexa merasakan detak jantungnya bertambah cepat ketika mendengar kata-kata yang diucapkan Sehun. Disusul kemudian dengan pelukan Sehun yang bertambah erat. Telinga Alexa yang menempel tepat di dada Sehun bisa mendengar detakan jantung Sehun yang hampir sama cepat dengan kepunyaannya.

Oke, hari ini super-duper bersejarah dalam kehidupan Alexa. Jalan-jalan dengan Sehun, dicium Sehun dan sekarang ia tengah berada dalam rengkuhan hangat Sehun. Semua hal itu cukup untuk membuat Alexa bertanya tentang apa lagi yang akan terjadi selanjutnya.

“Karena itu, jangan tinggalkan aku lagi. Kumohon,” kata Sehun dengan nada sendu. Kepala Sehun menggeliat dan dengan mudahnya menjadikan puncak kepala Alexa sebagai sebuah bantal yang nyaman.

“Ya, aku janji. Aku akan selalu ada di sisimu.”

Tunggu! Kalimat macam apa itu?

Entahlah, yang jelas Alexa benar-benar tidak tahu-menahu kenapa ia dapat mengucapkan kata-kata itu. Ia bahkan tidak mengerti maksud dari ucapan Sehun. Tapi, ya sudahlah. Sehun tampak sangat tertekan saat ini. Astaga, apa mungkin sesuatu yang buruk telah terjadi padanya?

Refleks, gadis itu melingkarkan tangannya di punggung Sehun dan menepuknya pelan untuk menenangkan Sehun dari pikirannya yang berat. Bagaimana tidak? Sehun sudah mengalami kejadian yang benar-benar membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih sekarang. Bukan masalah kejadian buruk bersama Alexa―kejadian ramyeon asin buatan Alexa, bukan. Tapi tentang si penelpon dan pengirim surat misterius yang menaruh sebuah peringatan dan ancaman padanya. Siapa sebenarnya kedua orang itu? Dan kenapa antara isi surat dan telpon misterius itu seperti saling terkait satu sama lain? Apa jangan-jangan semuanya sudah direncanakan dengan sangat rapi dan teliti?

Dan.. bisakah kalian membantu Sehun untuk menjawabnya tanpa memberitahu Alexa?

Saranghaeyo,”

 

-[Autumn: Lady of The Night]-

WHEN LOVE PRESENT BY BLOOD

 

Pagi ini, Sehun sudah siap untuk berangkat bekerja. Ia sudah memakai setelan jas hitamnya yang licin tanpa lipatan di sana-sini dengan rambutnya yang disisir naik ke atas. Benar-benar terlihat tampan dan mapan untuk ukuran lelaki berumur dua puluh tiga tahun.

Sehun duduk di meja makan dan mulai memakan roti panggang yang sudah ia buat sebelumnya, seorang diri. Entah sejak kapan, Sehun mulai membenci rutinitas sarapannya yang selalu saja seorang diri ini. Ia sangat menantikan malam, dimana Alexa akan datang ke rumah untuk mengajaknya makan malam bersama dengan ibu gadis itu di apartemen mereka. Dan di saat seperti itu, Alexa mendadak menjadi gadis yang pendiam. Yah, tentu saja karena ada ibunya. Jika ibunya tidak ada, maka sifat bar-bar gadis itu akan kembali lagi. Namun meskipun begitu, Sehun bersyukur karena setidaknya ia bisa menikmati kecantikan Alexa saat makan malam itu tiba. Sungguh, gadis berdarah campuran itu terlihat sangat cantik bila ia sedang diam dan tidak banyak ulah seperti yang biasa Sehun lihat.

Lima belas menit yang sangat senyap. Terlalu senyap, malah. Kemana suara bel yang biasa Alexa mainkan sesuka hati begitu saja tanpa tahu betapa berisiknya itu? Hei, kenapa Sehun malah memikirkan gadis itu sementara jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi?

Sehun langsung mengakhiri acara sarapan senyapnya dan bergegas memakai sepatu pentofel dan keluar dari apartemennya dengan menenteng tas kerja di tangan kanannya. Sambil memainkan kunci mobilnya, Sehun beranjak untuk berjalan ke area parkiran salah satu gedung apartemen termewah di Seoul itu.

Ya, Oh Sehun!”

Sehun berbalik, mendapati Alexa berjalan terburu-buru menuju ke arahnya. Gadis itu masih berbalut piyama sutra kebesaran warna merah jambu. Dengan rambut yang dikuncir asal-asalan, sudah bisa dipastikan bahwa Alexa baru saja bangun dari tidurnya dan belum sempat mandi pagi. Ah, mungkin lebih tepatnya malas mandi pagi.

“Ibuku menyuruh membuatkan makan siang untukmu dan kau tahu itu sangat menyebalkan karena aku harus bangun pagi-pagi, padahal aku masih ingin menikmati tidurku” jelas Alexa tanpa pertanyaan dari Sehun.

Mendengar kata makan siang, mata Sehun membulat sempurna. Haruskah ia makan makanan buatan Alexa lagi hari ini setelah berjuang dengan asinnya garam yang ada dalam ramyeon makan siangnya yang juga dibuat Alexa kemarin? Bunuh saja Sehun sekarang.

Ya, jangan menatapku seperti itu. Ibuku yang menyuruh memasak makan siang ini setelah ia tidak sengaja memakan ramyeon yang kubuatkan untukmu kemarin. Yah, kau tahu ‘kan itu benar-benar asin. Jadi, untuk menebus kekeliruanku, aku terpaksa membuatkanmu makan siang. Tenang saja, aku dibimbing  dari awal sampai akhir proses memasak. Kau tak akan mati, kok. Ibuku sudah mencicipinya tadi. Ambil ini,” kata Alexa panjang-lebar sambil menyodorkan sebuah lunch box pada Sehun.

“Oh, baiklah. Hanya karena calon mertuaku yang memintanya maka aku akan mengambilnya,” ujar Sehun sambil menerima lunch box itu.

Tch,” desis Alexa kesal lalu beranjak kembali menuju apartemennya sambil sedikit menguap. Kenapa Sehun sebegitu baiknya jika sudah berhadapan dengan ibu-nya? Berbanding terbalik dengan Alexa yang apa adanya di depan Mama Oh.

Ya, kau mau kemana? Maksudku, apa kau tidak mau mengantarkanku hingga ke bawah?”

Alexa membalikkan badannya dan menatap lurus ke arah Sehun yang berdiri seperti om-om direktur itu. Bahkan dengan pandangan matanya yang sayu karena masih dikuasai oleh rasa kantuk, Alexa masih bisa melihat wajah tampan Sehun yang tampak berseri disepuh sinar mentari.

“Aku akan melanjutkan tidurku, tentu saja. Dan ngomong-ngomong, selamat bekerja, Tuan Oh! Wish you luck. Semangat!” ucap Alexa dengan satu helaan napas sembari tersenyum ke arah Sehun. Ketika ia akan kembali ke apartemennya, tangan kiri Sehun meraih pinggang ramping Alexa dan membuat tubuh gadis itu memutar balik ke arah Sehun. Masih dengan pinggang yang dikuasai lengan kiri Sehun yang kokoh, Alexa membulatkan matanya ketika Sehun mendekatkan wajah keduanya dan mencium bibirnya dengan lembut dan manis. Sehun semakin mendorong tubuh Alexa hingga mereka berdua benar-benar menjadi satu. Pipi Alexa merona. Oh, it’s the best morning kiss in her life!

 

-[Autumn: Lady of The Night]-

WHEN LOVE PRESENT BY BLOOD

 

Sehun menatap tumpukan kertas yang ada di hadapannya dengan tatapan mata serius sambil membolak-balik untuk membaca kalimat per kalimat yang tercetak di sana. Sesekali ia membubuhkan tanda tangannya di beberapa tempat. Sehun menghela napasnya berat. Pekerjaannya memang tidak pernah ada habisnya.

Suara pintu yang di ketuk dua kali memenuhi indera pendengaran Sehun dan membuyarkan konsentrasinya seketika, disusul dengan pintu ruangannya yang terbuka dan menampakan seorang wanita dengan kemeja putih panjang dan rok hitam selutut. Rambutnya di sanggul ke belakang, membuat penampilannya semakin manis.

“Permisi, Tuan Oh. Ada kiriman untuk Anda,” ucap Lee Hyena―sekretaris Sehun, sambil meletakkan sebuah kotak yang sama persis seperti yang Sehun terima kemarin siang di meja kerja lelaki itu.

“Terima kasih, Sekretaris Lee,” ucap Sehun sambil tersenyum tipis dan meletakkan kertas-kertas yang sedari tadi ia pegang di sampingnya.

“Sama-sama. Kalau begitu, saya permisi dulu.”

Hyena menundukkan badannya, lalu melangkahkan kakinya menuju keluar ruangan sambil sedikit menoleh ke belakang untuk melirik Sehun yang hanya mengeritkan dahinya melihat kotak itu.

Sehun segera membuka kotak itu dengan cepat. Isi dari kotak itu lagi-lagi sebuah amplop dengan selembar surat di dalamnya. Tapi, kali ini tidak ditulis dengan darah, namun dengan tinta hitam biasa.

 

Wanna play a game, Oh Sehun?

 

Tepat setelah Sehun selesai membaca surat misterius itu, ia merasakan handphone warna silvernya bergetar di atas meja, tepat di sebuah amplop plastik berisi dokumen perusahaan. Sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal.

 

Let’s start the game. Are you ready?

 

Sehun mengernyit pelan saat ia melihat foto seorang perempuan yang membelakangi kamera dengan latar belakang jalanan Myeongdong. Dan dengan mudahnya Sehun mengetahui bahwa itu adalah Alexa. Lagipula di foto itu jelas terlihat bahwa si perempuan tengah mengenakan sebuah dress yang sama dengan dress yang Alexa beli bersama Sehun beberapa waktu lalu.

 

Kenal dia? Aku ada di belakangnya sekarang.

Bagaimana caranya agar dia tertarik padaku seperti dia tertarik padamu, Oh Sehun?

Apa aku harus bermain sesuatu dengannya?

Seperti menculiknya? Atau mungkin…

Membunuhnya?

Meskipun ini sebuah permainan, tapi aku tidak main-main.

Aku benar-benar bisa membunuhnya sekarang.

Asal kau tahu saja, aku ini haus darah.

Sepertinya darah gadis ini sungguh luar biasa.

Ah, aku tak tahan lagi.

Jadi, bolehkah aku membawanya sekarang juga, Oh Sehun?

 

Refleks, Sehun menepuk keras meja dan segera beranjak dari duduknya, membuat beberapa kertas yang tentu saja berisi dokumen penting jatuh dan berserakan seperti barang-barang tak berguna namun Sehun tak menggubrisnya. Sehun langsung mengambil kunci motor dan segera berlari menuju parkiran. Beberapa karyawan saling berbisik menebak kenapa atasannya berlari dengan wajah yang terlihat sangat panik, tidak seperti biasanya.

Sehun menghidupkan motor sport yang ia simpan di parkiran gedung perusahaannya itu. Ya, semua orang yang bekerja di sana tahu akan hal itu. Kadang jika Sehun ingin memakai motor, maka ia akan meninggalkan mobilnya di parkiran dan sebaliknya. Sehun ‘kan.. Ah sudahlah.

Dengan terburu-buru, Sehun memakai helm dan segera memacu motornya layaknya seorang pembalap ulung, pergi menuju Myeongdong dengan kecepatan penuh tanpa peduli dengan ia yang hampir menabrak beberapa orang. Sehun bahkan sempat menerobos lampu merah. Ia tidak peduli dengan apapun sekarang. Pikirannya hanya tertuju pada Alexa. Ia harus menyelamatkannya atau Alexa akan menjadi mainan si misterius itu.

Sehun memakirkan motornya di depan sebuah kafe yang ada di Myeongdong. Ia lalu segera berlari mencari keberadaan Alexa di antara ramainya orang-orang yang berlalu lalang di sana untuk berbelanja ria di sana. Tentu bukan hal yang mudah mengingat Myeongdong selalu saja ramai dengan orang-orang. Sosok Sehun dengan setelan jas yang mencolok langsung menyita perhatian beberapa orang pengunjung.

Saat ini, Sehun seperti sedang dikejar setan dan terus berlari tanpa meminta maaf pada orang-orang yang sudah ia tabrak. Benar-benar tidak sopan. Tapi mau bagaimana lagi? Alexa sedang dalam zona bahaya sekarang ini dan dia tidak bisa memikirkan apapun selain gadisnya itu. Sehun terus berlari sambil mengedarkan pandangannya ke semua penjuru sementara keringat sudah mengucur di pelipisnya dan juga kemejanya sudah sedikit basah.

Gamsahabnida,”

Sehun langsung menoleh ke arah sumber suara itu dan langsung menemukan sosok gadis dengan dress warna pastel yang tengah ia cari sekarang. Alexa baru saja keluar dari sebuah toko khusus kosmetik terkenal yang tidak terlalu jauh dari tempat Sehun berdiri sekarang. Gadis itu tengah menenteng tiga buah paper bag berukuran sedang. Kita tak boleh lupa bahwa Alexa seorang shopping mania.

Dengan langkah seribu, Sehun langsung mengejar Alexa sebelum gadis itu semakin menjauh dan hilang dalam lautan manusia. Meskipun napasnya tersegal-segal dan kakinya sedikit pegal karena terus-menerus berlari, setidaknya Sehun menjadi lebih tenang karena Alexa kini ada di depannya. Hanya tinggal beberapa langkah lagi dan Sehun akan segera meraih pundak gadis itu.

 

Tap.

 

Alexa jelas terkejut kenapa tiba-tiba ada sebuah tangan besar yang menyentuh pundaknya. Sedetik kemudian, ia membalikkan tubuhnya dan menemukan sosok Sehun yang bersimbah keringat di belakangnya dengan napas yang tidak teratur. Dasinya sudah tergantung dengan longgar―bahkan hampir lepas. Rambut kecoklatannya basah karena keringat dan membuat Sehun semakin tampak.. err, mungkin sexy?

“Sehun? Kenapa kau di sini?!”

Yang ditanya malah tak menjawab. Sehun sibuk mengatur napasnya lalu menarik sang penanya dalam rengkuhan hangatnya. Pemandangan itu sontak kembali menyita perhatian para pengunjung yang mencari-cari dimana keberadaan kamera dan para kru film yang tengah merekam adegan itu.

Sehun memejamkan matanya, menikmati kegusarannya yang hilang seiring tangannya yang kini dengan lembut mengelus rambut milik Alexa.

“Kau kenapa, Oh Sehun? Bukankah kau harus bekerja? Bagaimana dengan―”

“Setidaknya kau di sini, Alexa,” potong Sehun.

Sehun melepaskan pelukannya dengan lembut lalu menatap wajah Alexa yang mengerjapkan matanya berkali-kali karena keheranan setengah mati meskipun di dalam hatinya tengah berterbangan dengan indah sejuta kupu-kupu.

“Kau tak apa-apa, ‘kan?” tanya Sehun memastikan keadaannya.

Alexa memiringkan kepalanya lalu menjawab pertanyaan Sehun, “Ya, seperti yang kau lihat. Berbelanja di sini membuatku merasa sangat baik.”

Dan jawaban Alexa sukses menghantarkan sebuah perintah bagi otak Sehun untuk tersenyum. Sehun langsung merangkul Alexa dengan tangan kanannya, membuat gadis itu sedikit kehilangan keseimbangannya. Terlebih dengan sepatu tinggi yang tengah ia gunakan kini.

“Aku akan mengantarkanmu pulang,”

Mwo? Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu, Sehun?”

“Tak apa. Aku tak bisa bekerja jika kau tidak ada di apartemenmu. Tidur saja seharian dan tunggu hingga aku pulang lalu kita akan pergi bersama-sama.”

Alexa lantas melepaskan rangkulan Sehun dengan kasar dan menatap netra hitam milik Sehun yang sedang beradu dengan netranya.

Ya, apa hakmu melarangku berpergian, huh?!” bentak Alexa setelah mendengar pernyataan Sehun barusan yang seakan menyiratkan bahwa Alexa tak boleh berpergian ke mana-mana jika tidak bersama Sehun. Dasar pria otoriter! Dia tidak terpengaruh Korea Utara, ‘kan?

“Aku tidak melarangmu. Aku hanya berkata jika kau ingin pergi maka kau harus menungguku pulang terlebih dulu―aku akan menemanimu.”

Ya!”

“Itu karena aku tak mau kehilanganmu, Alexa.”

 

-[Autumn: Lady of The Night]-

WHEN LOVE PRESENT BY BLOOD

 

Sambil menaikkan topi yang menutupi setengah wajahnya, seorang gadis dengan surai hitam menatap jalanan yang tengah ramai pengunjung. Di sebelahnya, seorang pria yang lebih tinggi juga tengah melakukan hal yang sama.

Dengan jaket kulit warna hitam, kedua orang berbeda jenis kelamin itu benar-benar nampak seperti sepasang anak hip-hop. Terlebih si gadis yang mengenakan celana pendek―yang juga warna hitam―dan sepatu sneakers. Sedangkan si pria lebih tampak seperti anak berandalan.

Ck, kemana gadis itu? Dia membuat kita menunggu terlalu lama di sini,” ujar si pria.

“Bersabarlah. Lagipula sebenarnya ini bukan waktunya, ’kan?” jawab gadis yang entah bagaimana kini sudah melepas topinya dan memperlihatkan rambut hitam yang panjangnya sepunggung itu.

“Tapi lebih cepat lebih baik. Aku benar-benar sudah tak sabar.”

Si gadis tak menjawab, kembali sibuk menoleh ke kanan-kirinya dengan pandangannya bak elang yang tengah mencari mangsanya. Sebuah senyum kecil terpampang di bibirnya, tatkala netranya menemukan sosok gadis yang dicari sedang bersama seorang pria.

Gadis itu menoleh pada pria di sebelahnya dengan sebuah seringaian khas, “Sayang sekali Kim Jongin, tapi sepertinya kita kalah cepat dengan lawan kita. Sekarang, Oh Sehun sudah bersama gadis itu. Well, dia sudah mendapatkan satu poin sekarang.”

“Heee?” Jongin menatap gadis yang ada di sebelahnya dengan pandangan tak percaya.

“Simpan pisaumu itu, Jongin―jika kau tidak mau membuat orang-orang curiga. Kita pergi. Kita harus menemui Kris segera.”

Kim Jongin tak bisa berkata apa-apa lagi setelah menyaksikan sendiri apa yang tadi di katakan oleh gadis itu lalu membalikkan tubuhnya untuk kemudian mengikuti si gadis yang sudah ada beberapa langkah di depannya.

“Kris sudah merekrut seorang yeoja untuk bergabung dalam aliansi kita jika kau mau tahu.”

Jongin memasang ekspresi wajah kagetnya yang membuat siapa saja merasa kesal setengah mati jika melihatnya, “Apa? Yeoja lagi? Kau tidak sedang bercanda ‘kan, Choi Hana?”

Hana mendesis kesal dan memutuskan untuk tidak menjawab perkataan Jongin barusan. Jika bukan karena Kris, Hana tentu tidak mau bekerja sama dengan si lelaki aneh bernama Kim Jongin ini.

“Tapi aku heran, kenapa Kris begitu terobsesi dengan Alexa Kim?”

Hana tersentak, sedikit memikirkan pertanyaan dari Jongin. Ya, itu pertanyaan yang jelas sangat masuk akal. Kris memang terlalu terobsesi pada gadis bernama Alexa Kim itu. Tidak seperti biasanya.

“Entahlah. Yang jelas, apa yang dibawa Kris untuk kita selalu sangat menarik, bukan?”

 

To be Continued

 

Hi everybody!!!

Andelle and Byunhunnie are here with the third chapter!

Yuhuu~ akhirnya Kris sama Jongin muncul!!!!  \(^o^)/

Semoga kalian suka sama karakter mereka di sini walaupun agak absurd

See you~

 

16 respons untuk ‘[Autumn: Lady of the Night] Chapter 3

  1. One of the imp point which should be mentioned in your article is , – is Terry completely vindicated by the court ? Or there are some residual legal remains, still waiting to taunt Mr.Terry. If you could elaborate on that, this article would have more complete. Nevertheless, nice one Reply

    Suka

  2. Gilaaaaaaa ternyata bner kris yg kirim. Ada dendam apa kris sama sehun hingga ngancem sehun gitu.
    Dan kenapa kris bisa obsesi bgt sama alexa, kapan kris ketemu alexa dan bisa tau alexa?
    Heiii itu sehun mantep amt saking khawatirny dia smpe ninggln pekerjaan.
    Kai ohh kai, laki gue disini jd jahat , kris kai tobat mass, sama gue ajh yuk mainny wkwk
    siapa cewek yg ikut gabung ke genk ny kris, apa mungkin sekertaris sehun?

    Suka

Tinggalkan Balasan ke sofiy.ryeo Batalkan balasan