[Autumn: Lady of the Night] Chapter 2

Lady of the Night.png

Autumn: ℒady f the Night

by: Andelle/Byunhunnie

 

Main cast:

EXO’s Oh Sehun, OC’s Alexa Kim and Kris Wu

Additional Cast:

EXO’s Byun Baekhyun and Kim Jongin

OC’s Jung Yunhee, Lee Hyena and Choi Hana

 

A Thriller, Suspense, Tragedy, Romance, and Psycho story

PG-17 rated  ¶  Chaptered length

 

Credit Poster: Hyunleea@ Indo Fanfiction Arts

 

DISCLAIMER

We just own the plot and the original character. This is Andelluhan & Byunhunnie second fanfict collab in our Season Fanfict Project―Every season has their own story. Previous series has been done for you [Summer: Mirage], you can find that on HERE.Now we come with a new story on new season; Autumn. So, enjoy the Autumn! And there’s no element of plagiarism in this story. Copy this story without any credit and/or our own permission is prohibited.

COPYRIGHT©2016 ANDELLUHAN & BYUNHUNNIE ALL RIGHT RESERVED

HAPPY READING

◊◊◊◊◊◊

 

 

#Teaser 1 || #Teaser 2 || #Chapter 1 || [NOW] #Chapter 2

#2: I tell you, Oh Sehun. I’m serious.

 

Oh my Gosh! Sehun, taman ini benar-benar keren! Kau lihat di situs mana tempat semacam ini?” Alexa menatap taman yang ada di hadapannya dengan antusias. Ia dan Sehun sekarang sedang berada di istana Changdeok, tepatnya di bagian taman belakang istana.

Istana Changdeok memiliki sebuah taman belakang yang sangat luas. Taman itu memiliki banyak pohon dan 7 buah kolam serta aliran-aliran mata air. Pada saat musim gugur, suasana khas musim gugur yang tenang dan hangat akan sangat terasa. Warna-warna cerah yang berasal dari dedaunan yang ada di pohon akan memenuhi taman. Daun-daun yang berjatuhan akan menyebarkan bau khasnya yang menenangkan.  Romantis sekali, ‘kan? Tak heran jika banyak sekali pasangan yang akan datang pada saat musim gugur. Seperti saat ini. Pengunjung memenuhi bagian taman yang indah ini. Termasuk di antaranya Sehun dan Alexa. Namun tak seperti pasangan lain yang saling merangkul atau berpegangan tangan, keduanya hanya sibuk berjalan beriringan dengan Sehun yang sesekali mencuri pandang pada gadis yang diam-diam ia kagumi itu.

“Kau suka?” tanya Sehun. Ia tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat Alexa mengangguk dengan antusias. Tampaknya gadis itu benar-benar membuat Sehun gemas.

Ne! Aku suka sekali. Tadinya aku menyangka kau akan mengajakku belajar sejarah kerajaan Korea.”

“Aku tahu kau akan suka,” ucap Sehun sambil melihat pepohonan yang mulai kehilangan dedaunannya.

“Lagipula, kapasitas otakmu itu tidak akan cukup untuk mengerti sejarah kerajaan Korea. Jadi, mana mungkin aku mengajakmu ke tempat ini untuk mengajarimu sejarah, bodoh,” sambung Sehun.

Alexa memukul lengan Sehun dengan keras. Baru saja ia senang dengan sikap Sehun yang romantis, sekarang ia harus kembali berhadapan dengan Sehun yang menjengkelkan. Apa Sehun ini manusia yang memiliki kepribadian ganda atau semacamnya?

“Jangan memanggilku bodoh, Oh Sehun!”

“Terus apa? Chagiya?” tanya Sehun sambil mengusap-usap bekas pukulan Alexa. Ia tersenyum penuh kemenangan ketika melihat perubahan sikap Alexa yang tiba-tiba menjadi gugup.

“Apa mungkin kau ingin dipanggil yeobo?” goda Sehun dengan sejuta imajinasi tiada batas. Ia sudah tidak peduli dengan rasa sakit di lengannya. Menggoda Alexa tentu jauh lebih menyenangkan. Ingatkan Sehun untuk lebih sering melakukannya nanti karena lelaki ini agaknya sangat senang melihat wajah menggemaskan milik Alexa ketika ia menerima godaan dari Sehun.

“A-apa yang sedang kau bi-carakan? K-kau pikir aku mau dipanggil seperti itu? Jangan terlalu percaya diri, Oh Sehun!” Alexa berusaha menghilangkan kegugupannya dengan memarahi Sehun, seperti biasanya. Tak ada trik lain yang mampu ia lakukan selain itu. Hah, jatuh hati memang menyebalkan.

“Sudahlah, akui saja.”

“Tidak ada yang harus kuakui. Lebih baik sekarang kau temani aku berkeliling,” ucap Alexa sambil mendorong tubuh Sehun agar segera berjalan. Sehun menuruti keinginan Alexa sambil tertawa geli, membiarkan Alexa mendorong tubuhnya yang lebih tinggi belasan sentimeter dari gadis itu.

Alexa begitu menikmati suasana taman yang begitu indah. Ia tidak tahu kalau ada taman dengan latar belakang istana kuno semacam ini yang memiliki susasana yang sangat tenang dan menyenangkan. Ditambah dengan kehadiran Sehun yang menemaninya, bukankah itu sempurna? Ya, sangat sempurna. Rasanya benar-benar hebat. Lihatlah pengunjung perempuan yang sedari tadi melirik ke arah mereka. Iri dengan Alexa yang bisa bersama Sehun yang sangat tampan itu.

“Alexa,” panggil Sehun.

Alexa segera mengalihkan pandangannya ke arah Sehun, “Ya?”

“Ehm, aku ingin bertanya sesuatu padamu.”

What?!

Bertanya sesuatu? Apa Sehun akan menembak Alexa? Oh, Tuhan. Yang benar saja!

Mwo? Tanyakan saja,” ucap Alexa dengan nada yang dibuat tenang.

“Aku ingin bertanya―”

Alexa menunggu kelanjutan dari kalimat Sehun yang menggantung itu dengan rasa penasaran yang sangat tinggi. Astaga, ini benar-benar memicu jantungnya untuk meloncat keluar. Sepertinya ia harus bersiap-siap untuk mencari jantungnya yang berlari entah kemana nanti setelah Sehun menyatakan perasaannya. Oh, baiklah. Ini terlalu lama bagi Alexa. Hei, Sehun, apakah kau tidak bisa langsung bertanya saja? Kau membuat gadis muda itu terbang pada saat yang belum seharusnya.

“Apakah kau―”

Alexa mengeratkan genggamannya pada ujung pakaiannya. Ia yakin Sehun akan menyatakan perasaannya padanya. Ia sangat yakin. Ia bahkan sudah menyiapkan jawaban yang akan ia katakan nanti. Apa kalian mau mengetahui jawaban apa yang akan dikeluarkan oleh seorang gadis seperti Alexa Kim?

Sehun menghela napas panjang. Gugup? Mungkin saja.

“―lapar?”

Sialan.

Saat ini Alexa merasa seperti dilempar ke dalam jurang yang sangat dalam dari ketinggian lima ribu kaki. Harapannya yang sangat indah itu telah hancur. Benar-benar hancur. Lelaki sialan bermarga Oh itu berhasil membuatnya berharap, lagi. Jika saja Alexa tidak ingat bahwasanya membunuh orang adalah pelanggaran yang teramat berat, ia pasti sudah membunuh Sehun dan memutilasinya menjadi bagian terkecil dari yang terkecil lalu membuangnya di sungai Han. Tak peduli dengan rasa cintanya pada Sehun. Yang ia pedulikan hanya membalas rasa sakit akibat harapan palsu yang diberikan Sehun.

Jadi, Oh Sehun, bersyukurlah pada undang-undang yang menyatakan bahwa membunuh merupakan pelanggaran dan pelakunya akan dihukum seberat-beratnya. Karena kalau tidak, kau pasti dalam zona berbahaya sekarang.

“Lalu?” tanya Alexa dengan nada kesal.

Sehun berusaha keras menahan tawanya yang hampir saja meledak. Ia tahu Alexa tadi sedang berharap ia akan meminta Alexa untuk menjadi kekasihnya. Ia ingin melakukannya.

Tapi, untuk apa?

Alexa sudah menjadi miliknya bahkan pada saat mereka pertama kali bertemu bulan lalu. Ia hanya tinggal menunggu hari pernikahan mereka yang sedang direncanakan dengan konsep yang tentu saja akan menjadi sangat mewah. Untuk apa melakukan hal yang nantinya sia-sia, bukan?

“Ini sudah memasuki jam makan siang. Kita pergi makan sekarang, eoh?” kata Sehun.

Alexa tidak menjawab. Ia langsung memutar badannya. Meninggalkan Sehun yang masih menahan tawanya. Alexa sangat kesal sekarang.

“Sehun, untuk yang satu ini, kau tidak akan kumaafkan,” gerutu Alexa, tentu saja dengan suara pelan.

 

-[Autumn: Lady of The Night]-

WHEN LOVE PRESENT BY BLOOD

 

“Alexa, jangan marah lagi, eoh? Cantikmu hilang saat kau marah.”

Alexa menolak untuk makan siang di sebuah restoran dan meminta Sehun untuk langsung mengantarkannya pulang. Sejak mereka sampai di gedung apartemen, Alexa langsung memasuki apartemennya. Ia mengganti dress-nya dengan kaos dan celana pendek lalu langsung menonton TV―salah satu dari sedikit hal yang bisa ia lakukan di apartemennya selain bermanja-ria di kasur sambil memainkan handphone.  Lalu bagaimana dengan membaca buku? Beberapa orang memilih cara itu untuk mengisi waktu luang mereka. Ck, Alexa tidak seperti Sehun yang hobi sekali membaca halaman demi halaman dari sebuah buku tebal yang membosankan.

Sambil menyandarkan punggungnya di sofa, Alexa terus menatap layar TV yang memutar sebuah drama comedy sambil memeluk sebuah bantal sofa warna merah maroon. Sehun masih berbicara dan Alexa terus mengabaikannya. Biarkan saja lelaki sialan itu berbicara sepuasnya saja sampai tenggorokannya kering sendiri kemudian pulang dengan hati yang hampa karena tak berhasil membuat sang calon istri memaafkannya. Biar Mama Oh murka padanya.

Gadis itu terus-menerus menutup mulutnya ketika Sehun bertanya. Bahkan ia tidak tertawa ketika melihat adegan lucu dari drama yang sedang ia tonton. Padahal, adegan yang menurut Sehun normal malah membuat Alexa tertawa terbahak-bahak. Well, Alexa sedang patah hati sekarang. Dan kau tahu ‘kan kalau gadis yang sedang patah hati adalah salah satu wujud manusia paling menyebalkan yang ada di muka bumi ini.

Sehun sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan yang sangat besar. Alexa benar-benar murka padanya. Jika begini terus, siapa lagi yang akan mengganggu harinya? Ya, percaya atau tidak Sehun mulai menyukai saat-saat dimana Alexa datang untuk mengacaukan harinya. Hidupnya sangat sepi sebelum Alexa datang dan membuatnya malah terlampau ramai. Sebelumnya, dari pagi ke malam hari hanya diisi Sehun untuk bekerja saja, bahkan saking gila kerja-nya, Sehun sempat dikira anti-sosial oleh orang-orang di sekitarnya. Namun sekarang? Kalian tahu sendiri jawabannya.

“Alexa,” panggil Sehun. Alexa masih tidak bergeming. Ia masih menatap televisi dengan wajah datarnya yang menyiratkan ketidaktertarikannya pada panggilan Sehun barusan.

Cup~

Ya! Oh Sehun!” Alexa segera memegang permukaan pipinya yang baru saja dicium oleh Sehun. Ia tidak menyangka Sehun akan melakukan hal-hal seperti ini untuk membuatnya berbicara.

Trik Sehun berhasil. Dan dia tengah menunjukkan sebuah smirk.

“Aku di sini, bae.

“Apa kau tidak bisa pulang ke apartemenmu sekarang?” ucap Alexa, mengusir Sehun dari rumahnya. Sungguh, ia sangat ingin merayakan kejadian yang barusan menimpanya. Ia akan membuat selfie, mencatat tanggal hari ini sebagai salah satu hari bersejarah di hidupnya, lalu membuat pesta tujuh hari tujuh malam di apartemennya. Hari ini benar-benar menakjubkan. Hah, jika sudah begini nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?

“Apa kau baru saja mengusir calon suamimu?” sindir Sehun.

“Benar. Dan sekarang cepat sana pulang ke apartemenmu!” ucap Alexa dengan ketus sembari mendorong tubuh Sehun menjauh darinya walaupun ia benar-benar bahagia sekarang. Secara tidak langsung Sehun mengakui bahwa dirinya adalah calon istri Sehun, dan itu benar-benar membuatnya melayang hingga langit ketujuh. Itu artinya, Sehun sudah menutup hatinya untuk gadis lain dan memenjarakan Alexa di dalamnya. Hah, betapa manisnya seorang Oh Sehun. Untuk saat ini.

“Aku tidak ingin pergi sebelum kau membuatkanku makanan. Karena membujukmu, aku menahan laparku. Oh, aku benar-benar lapar. Jangan sampai aku mati di sini karenamu.”

Tsk, lihatlah ekspresi konyol dari seorang Oh Sehun. Bolehkah Alexa menganggap Sehun tengah berkorban untuknya? Atau jangan-jangan, ini hanya akal-akalan Sehun untuk membuatnya terbang dan jatuh lagi seperti tadi?

Tapi tetap saja Alexa tidak tega melihat ekspresi wajah memelas Sehun. Ia tidak mungkin membiarkan anak dari Tuan dan Nyonya Oh ini kelaparan seperti ini terlalu lama. Kasihan, karena Sehun tinggal sendirian. Pasti di apartemennya tidak ada makanan karena ia tidak tinggal bersama orangtuanya.

“Kau harus menepati perkataanmu, Tuan Oh.” Alexa bangkit dari duduknya dan pergi menuju dapur untuk membuatkan lelaki itu makanan agar cepat pulang dan membuatnya punya ruang bebas sendiri.

“Baiklah, Nyonya Oh.”

Alexa hanya tersenyum kecil dan terus berjalan ke arah dapur. Oh, Tuhan. Coba hitung sudah berapa kali jantungnya nyaris lepas dari tempat yang seharusnya karena ulah Sehun. Lelaki itu benar-benar sialan!

Alexa mengambil celemek miliknya dan memakaikannya ke tubuhnya dan mulai memasak. Sementara itu, Sehun memperhatikan Alexa yang sedang memasak dari jauh. Ia menopang wajahnya dengan salah satu tangan. Sesekali tersenyum kecil ketika mendapati Alexa yang bersenandung kecil selagi memasak.

Getaran pada kantung celana Sehun membuat perhatiannya kini teralihkan. Ia cepat-cepat mengambil teleponnya. Sehun mengerutkan keningnya. Sebuah nomor yang tidak dikenal tengah menghubunginya saat ini. Sehun tak mau ambil pusing, ia segera menggeser tombol hijau yang ada di layar teleponnya lalu menempelkannya di telinga.

Ne, yeoboseyo,”

Annyeonghaseyo, Oh Sehun,”

Nuguseyo?”

“Jaga gadismu dengan baik, eoh?

“Maaf, apa maksudmu?”

“Kita akan bermain, bukan?”

Baru saja Sehun ingin menanggapi ucapan penelepon itu, sambungan teleponnya sudah terputus. Sehun berusaha untuk kembali menelepon nomor tersebut. Namun, nomor teleponnya sudah tidak lagi aktif.

“Siapa yang meneleponmu Oh Sehun? Apa itu salah satu klien-mu?” tanya Alexa.

“Bukan siapa-siapa. Apa makanannya sudah siap?” Sehun tidak ingin memberi tahu Alexa tentang hal ini. Mungkin itu hanya orang jahil yang kebetulan tahu nama dan nomor teleponnya. Jadi, Sehun tidak terlalu mempermasalahkannya.

“Sebentar, akan aku bawakan ke sana.”

Beberapa menit kemudian, Alexa datang sambil membawa nampan yang berisi semangkuk ramyeon panas dan segelas air untuk Sehun. Sehun yang sedari tadi hanya sibuk menonton TV hanya bisa mengernyitkan dahinya saat Alexa menaruh nampan itu di hadapannya. Oh, yang benar saja. Apa hanya ini yang ia dapatkan untuk makan siangnya?

Ah, iya, Sehun lupa kalau Alexa―

“Maafkan aku, Sehun. Ibuku belum pulang dan jelas tidak ada makanan untuk dimakan. Untung saja ada satu bungkus ramyeon yang menjadi penyelamat hidupmu. Makan dan pulanglah setelahnya. Aku benar-benar ingin tidur siang setelah ini.”

―tidak bisa memasak.

Mati kau, Oh Sehun!

Wajah Sehun mendadak menjadi datar dan menatap Alexa dengan pandangan malas. Akhirnya, ia mendapatkan karma setelah membuat gadis itu terlalu berharap saat mereka di taman tadi.

Alexa menggerlingkan matanya ke arah Sehun yang hanya diam di tempat, seperti patung yang terpahat sempurna dengan guratan wajah yang memesona, “Aku ini bisa saja menjadi seorang cheff jika aku mau. Makanlah, kau tak perlu sungkan begitu, Oh Sehun. Kenapa hanya diam? Apa kau terharu dengan masakanku? Atau kau terlampau senang karena aku sudah membuatkanmu makanan?”

Sehun menatap semangkuk ramyeon di depannya dengan perasaan takut. Apakah makanan itu aman? Siapa tahu Alexa salah memasukan bumbu karena tidak tahu perbedaan antara gula dan garam. Ia tidak mau mempertaruhkan nyawanya hanya karena saat ini ia kelaparan.

Tahu seperti ini, ia tadi akan membeli tteokbokki yang dijual di pinggir jalanan untuk makan siangnya saat ini. Itu lebih baik daripada bertaruh nyawa seperti ini, bukan?

Namun, apalah daya Sehun saat Alexa dari sisi kirinya menatap Sehun dengan sorot matanya yang seakan mengatakan: Kenapa kau tidak memakannya? Ayo cepat makan dan pulanglah!

Dan seperti ekspektasi Sehun sebelumnya―

“Bagaimana? Bukankah aku memiliki kemampuan yang hebat, Oh Sehun? Rasanya pasti lebih enak daripada masakanmu meskipun itu ramyeon pertama yang aku buat.” Alexa tertawa.

―ramyeon ala Cheff Alexa, asin. Asin sekali hingga membuat Sehun bertanya-tanya tentang apa saja yang dimasukan Alexa ke dalam ramyeon yang seharusnya sangat enak ini. Jika saja ramyeon ini enak, tentu Sehun akan bangga menjadi manusia pertama di muka bumi ini yang memakan ramyeon buatan Alexa.

“Apa kau ingin membunuhku, Nona Kim?!”

What?”

Kau tahu? Ramyeon buatanmu ini sangat asin,”

It must be impossible. Aku membuatnya dengan sepenuh hati, jadi pasti rasanya enak. Tampaknya lidahmu itu yang bermasalah!”

“Coba saja sendiri jika kau tak percaya padaku,”

Alexa menggerutu sebentar sebelum mencicipi ramyeon buatannya. Ia lalu cepat-cepat mengambil minum yang sebelumnya ia siapkan untuk Sehun dan meneguknya hingga rasa asin yang ada di mulutnya hilang. Sehun benar. Rasanya sangat asin.

“Aku tidak berbohong, ‘kan? Aku pulang dulu. Percuma mengharapkan makanan darimu,” cibir Sehun sambil bangkit dari duduknya.

“Salahkan dirimu yang memintaku memasak untukmu, Sehun.”

“Aku pikir kamu bisa masak, soalnya kamu ‘kan sering sekali membantu ibumu saat kita makan malam bersama. Kurasa masakan keponakanku yang berumur empat belas tahun lebih enak darimu.”

Tch, tapi setidaknya aku sudah berusaha membuatkanmu makanan yang layak dan seharusnya kau berterimakasih padaku, Oh Sehun.”

Sehun menatap Alexa yang masih duduk di sofa dengan pandangan malas―“Thank you for the really bad lunch, Miss Kim,”―lalu beranjak pergi menuju pintu untuk keluar dari apartemen Alexa. Lagipula Alexa mau tidur siang, ‘kan? Sehun tidak mau mengganggunya. Sungguh perbuatan yang sangat mulia.

Baru saja Sehun keluar dari apartemen Alexa, ia sudah dihadang oleh seorang tukang pos berseragam biru yang membawa dua buah kotak yang berukuran sedang.

“Apa ini apartemen Nona Kim?”

“Ya, benar. Tekan saja belnya, penghuninya ada di dalam,” jawab Sehun lalu segera beranjak masuk membuka pintu apartemennya. Tapi, tukang pos itu malah menahan tangannya.

“Maaf, apa kau Tuan Oh?” tanya tukang pos itu.

“Ya.”

“Ada paket untukmu,” ucap tukang pos itu sambil menyerahkan salah satu kotak yang ia bawa.

Setelah menyelesaikan urusannya dengan tukang pos itu, Sehun segera masuk ke dalam apartemennya. Sehun meletakkan kotak yang baru saja ia terima di atas meja lalu pergi masuk ke dalam kamar. Setelah mengganti bajunya, Sehun kembali ke meja dimana ia meletakkan kotak kiriman untuknya.

Dengan gerakan cepat Sehun membuka bungkus kotak itu. Sehun mengernyit heran. Kotaknya memang cukup besar, namun isinya hanya sebuah amplop. Sehun berpikir mungkin saja si pengirim ini kurang kerjaan.

Sehun membuka amplop itu, di dalamnya terdapat selembar kertas putih dengan tulisan berwarna merah darah. Aroma khas darah menyeruak ke dalam hidung Sehun.

 

I tell you, Oh Sehun

I’m serious

 

To be Continued

Halo!

Maaf kalo chapter 2 datangnya telat karena author ada beberapa urusan untuk real life.

Doakan semoga chapter selanjutnya tidak terlambat lagi ya!

Bye bye!

17 respons untuk ‘[Autumn: Lady of the Night] Chapter 2

  1. Huwaaaaa mantep, sehun banyak godain alexa dgn kata2 gombalny namun itu justru membuat lexa makin ng fly ya iyalah org alexa udah cinta sama sehun.
    Sehun knp blm cinta sama alexa ,??
    Nanti klo lexa di ambil orang lain tau rasa luh…
    Wewww sehun maen civok ajh haha sekalian lebih.
    Omoo mantep, siapa yg kirim surat nya ya? Dan ada mksd apa bilang sehun kudu menjaga gadisny

    Suka

Tinggalkan komentar